Kamis, 19 Juni 2014

Makanan Khas Samarinda

1. Amplang
Amplang ini sejenis kerupuk yang berbentuk kotak atau lonjong, kebanyakan sih berbentuk lonjong pendek sebesar jari tangan, jadi pas untuk satu suapan. Yah, mirip mirip ama kerupuk ikan tenggiri deh.


Amplang ini terbuat dari Tepung Tapioka, rempah rempah/bumbu dan ikan. Rasanya asin gurih dan tentunya kriuk kriuk renyah, bisa dimakan langsung ataupun untuk Lauk nasi.

2. Gula Galit
Gula Gait adalah makanan khas Samarinda yang terbuat dari Gulan Aren dan Gula putih semacam karamel dan di bentuk serupa kayu. Tapi rasanya menggoda di lidah karena manisnyanya yang sangat legit.


Rasanya juga nggak terkalahkan dengan gulali loh. Yang mau coba silakan mencoba makanan khas kalimantan ini. Rasanya TOP BEDA dah dengan cemilan yang kita makan sehari-hari. 

3. Lempok Durian
Lempok adalah dodol yang dikenal di daerah lain. Kata lempok selalu diasumsikan sebagai dodol durian, karena lempok hampir tidak dikenal dibuat dengan bahan utama lain selain durian. Jika anda berkunjung ke Samarinda, saya rasa ini adalah salah satu makanan yang harus anda beli


4. Keminting
makanan khas samarinda ini adalah sejenis kue kering yang bentuknya unik dan imut seperti buah kemiri, makanya disebut Keminting.
Dibuat dari bahan dasar tepung terigu dengan tekstur yang nampak keras diluar namun renyah ketika digigit. Meskipun tidak sepopuler amplang atau lempok tapiasanya yang enak membuat kue ini banyak dicari sebagai oleh – oleh dari Samarinda.


Nah, itulah 4 Makanan Khas yang berasal dari Samarinda, Jika anda berkunjung ke Samarinda tetapi tidak mencicipi salah satunya, mungkin rugi bagi anda yang hobby berkulinerria. Semoga artikel ini bermanfaat untuk teman teman yang sedang mencari Refrensi tentang Makanan Khas Samarinda

Tempat Wisata Samarinda

Kebun Raya Unmul Samarinda




Kebun Raya Unmul Samarinda adalah kebun raya ibukota Kalimanatan Timur, terletak di Samarinda Utara. Kebun raya ini terdapat berbagai macam aneka ragam binatang dan tumbuhan. Tempat ini sangat luas sehingga orang-orang dapat berkunjung melihat penagkaran di Kebun raya Unmul Samarinda.

Disetiap penangkaran terdapat berbagai jenis hewan jinak dan hewan buas. Contoh hewan jinak yaitu: kijang, monyet, orang utan dll.. Contoh hewan buas yaitu: bua yaitu: buaya, ular, elang dll. Binatang asli Kalimantan Timur adalah Orang Utan dan beruang madu.

Tempat ini juga terdapat beberapat permainan. Danau yang cukup luas sehingga dapat untuk bermain sepeda air. Dan juga terdapat permainan darat yaitu permainan APV. Di setiap jalan juga ada warung-warung yang berjualan di Taman Raya Unmul Samarinda.  

Kebun Raya Unmul Samarinda juga memiliki museum kayu. Di dalam museum kayu di Kebun Raya tersebut terdapat berbagai koleksi-koleksi kayu. Tempat ini menyediakan mushola dan tempat gazebo untuk beristirahat.

Mengenal Kota Samarinda

S
ebagian orang-orang Bugis Wajo dari kerajaan Gowa tidak mau tunduk dan patuh terhadap isi perjanjian Bongaya, mereka tetap meneruskan perjuangan dan perlawanan secara gerilya melawan Belanda dan ada pula yang hijrah ke pulau-pulau lainnya diantaranya ada yang hijrah ke daerah Kesultanan Kutai, yaitu rombongan yang dipimpin oleh Lamohang Daeng Mangkona (bergelar Poa Ado yang pertama). Kedatangan orang-orang Bugis Wajo dari Kerajan Gowa itu diterima dengan baik oleh Sultan Kutai.

Samarinda dulu kala
Atas kesepakatan dan perjanjian, oleh Raja Kutai rombongan tersebut diberikan lokasi sekitar kampung melantai, suatu daerah dataran rendah yang baik untuk usaha Pertanian, Perikanan dan Perdagangan. Sesuai dengan perjanjian bahwa orang-orang Bugis Wajo harus membantu segala kepentingan Raja Kutai, terutama di dalam menghadapi musuh. Semua rombongan tersebut memilih daerah sekitar muara Karang Mumus (daerah Selili seberang).
Dengan rumah rakit yang berada di atas air, harus sama tinggi antara rumah satu dengan yang lainnya, melambangkan tidak ada perbedaan derajat apakah bangsawan atau tidak, semua "sama" derajatnya dengan lokasi yang berada di sekitar muara sungai yang berulak, dan di kiri kanan sungai daratan atau "rendah". Diperkirakan dari istilah inilah lokasi pemukiman baru tersebut dinamakan Samarenda atau lama-kelamaan ejaan Samarinda.
Samarinda Jaman Baheula
Orang-orang Bugis Wajo ini bermukim di Samarinda pada permulaan tahun 1668 atau tepatnya pada bulan Januari 1668 yang dijadikan patokan untuk menetapkan hari jadi kota Samarinda. Telah ditetapkan pada peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda Nomor: 1 tahun 1988 tanggal 21 Januari 1988, pasal 1 berbunyi Hari Jadi Kota Samarinda ditetapkan pada tanggal 21 Januari 1668 M, bertepatan dengan tanggal 5 Sya'ban 1078 H penetapan ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan hari jadi kota Samarinda ke 320 pada tanggal 21 Januari 1988.
Logo Samarinda
Pembentukan Pemerintah Kota Samarinda didasarkan pada UU Nomor 27 tahun 1959. berdasarkan PP 21 tahun 1987 kota Samarinda terbagi menjadi 4 (empat) kecamatan dan tahun 1997 dimekarkan menjadi 6 kecamatan dan tahun 1997 dimekarkan menjadi 6 kecamatan dan 42 kelurahan. Berdasarkan Perda kota Samarinda nomor 01 tahun 2006 tentang pembentukan kelurahan dalam wilayah kota Samarinda dan berdasarkan peraturan walikota Samarinda Nomor 10 tahun 2006 tentang penetapan 11 kelurahan baru hasil dari pemecahan/pemekaran dalam wilayah kota Samarinda, dengan demikian berdasarkan pasal 3 peraturan walikota nomor: 10 tahun 2006 jumlah kelurahan dalam wilayah kota Samarinda setelah pemekaran menjadi 53 kelurahan. Dan sampai saat ini kota Samarinda telah dipimpin oleh beberapa orang walikota dan wakil walikota.